Laman

Kamis, 15 Maret 2012

Cerpen : Love like A nightmare


Hehehe... ane masih newbie nih dalam nulis cerpen.. 
semoga bisa sedikit menghibur... thnx
 
Love Like A Nightmare

            Matahari pagi mulai menyinari dunia yang fana ini. (Kruyukkruyukk) bunyi perut membangunkanku dari mimpiku. Dengan masih terkantuk-kantuk kupaksakan diri untuk melihat jam. “Oh My God!!”, jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Tanpa banyak berpikir lagi , aku segera menuju ke kamar mandi. Dan dengan kecepatan 70 km/detik aku berlari untuk berangkat ke sekolah.
            Perkenalkan namaku Andri, cowok paling ganteng se-kompleks. Aku hanyalah remaja biasa yang menjalani kehidupan sama seperti makhluk Tuhan yang lainnya. Ahli dalam bidang Matematika (tapi bo’ong) dan selalu gagal dalam hal mencari cinta. Mungkin mereka jijik akan kegantenganku hehehe…. Jadi sampai saat ini aku sudah 99 kali ditolak, 30 kali tidak diterima, dan 10 kali cintaku tak dibalas.
            Untung saja aku tidak terlambat masuk kelas. Tiba-tiba bumi gonjang-ganjing, langit kerlap-kerlip, dan gathotkaca buka bengkel di awang-awang. Lalu dari pintu muncullah sesosok makhluk cantik yang bernama Tyas, teman sekelasku dengan gaya ala film-film telenovela. Angin bertiup sepoi-sepoi, rambutnya terurai kesana-kemari, dan “Sarimin pulang dari pasar”. ( lho? Gag da hubungannya kali). Suasana begitu hening saat pelajaran telah dimulai.
        “ Tembak aja tuh si tyas, ndri!!!”, bisik Doni teman sebangku ku.
        “Malez ah, dia kan dah punya cowok!!!!”, jawabku.
        “tapi kata Dinda yang jadi soulmatenya , dia tuh baru putus ma cowoknya”,sahut Randi dari belakangku.
            Maklum sih, aku memang dekat sama Tyas. Bisa dibilang kayak lalat dengan lem lalat yang tak kan terpisahkan oleh apapun.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Tau-tau jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara bel yang berdering 3 kali menandakan waktu pulang.
 “ Yak, anak-anak hari ini kita pulang lebih pagi!!!”
“YEEEEEEEEEEEEEE!!!!”, semua siswa berteriak serentak
“Mank da acara apa pak?”, Tanya salah satu siswa
“kata guru yang lain hamster Pak Kepala sekolah mati gara-gara terkena komplikasi sariawan dan panu yang sudah kronis jadi bapak disuruh melayat”, kata Pak Boy guru matematika kami.
Sesampainya dirumah, aku tiduran sambil merenung. Aku selalu berpikir bagaimana ya rasanya kalau punya pacar. Pasti enak ya kalo ada “Someone” yang selalu memperhatikan kita. Tapi aku jadi teringat acara kriminal yang pernah ku tonton di TV. Ceritanya begini, Ada sepasang kekasih, si ceweknya ngotot banget agar si cowok membelikan bunga dan coklat buat si cewek. Karena si cowok gag punya duit akhirya si cowok nekat untuk mencuri jemuran di sebuah rumah. Eh, ternyata itu adalah rumah milik orang tua si ceweknya sendiri. Karena ketahuan si Ayah, si cowok pun lari dan tewas tertabrak becak yang sedang dinaiki oleh si cewek. Menurut hasil autopsi polisi, ternyata si cowok bukan meninggal gara-gara ketabrak becak melainkan karena penyakit epilepsinya kumat. Sungguh ironis sekali.  
            Tiba-tiba dalam khayalanku tersebut muncullah sesosok dewi yang sangat cantik turun dari langit dan menghampiriku. “ Wow, ternyata dia adalah Maria Ozawa ”. Lalu dia mendekat dan berkata, “ Kalau kau ingin punya pacar, maka ajaklah orang yang kau sukai itu pergi ke dekat sumur lalu nyatakanlah perasaanmu”. “Jika ditolak , keluarkanlah selembar uang 100 ribuan dan buanglah kedalam sumur!, pasti dia akan bertanya “ lho kog duitnya dibuang sih?”. Dan saat dia melihat uang yang jatuh ke sumur, doronglah dia ke dalam sumur!, dan dendammu akhirnya terbalaskan.”Ha Ha Ha”.
            Akhirnya aku terbangun dari khayalanku dan segera manelpon Tyas untuk mengajaknya jalan-jalan malam ini. Aku sudah bertekad untuk menyatakan perasaanku malam ini juga. Malamnya pukul 19.00 menjemputnya dan mengajaknya untuk pergi ke pasar malam. Setelah asyik jalan-jalan di pasar malam kami pun pulang.
            Sesampainya di depan rumahnya kuberanikan diri untuk menyatakan perasaan ini. Jantungku berdebar-debar dan keringat keluar bercucuran.
    “Ehm yas, aku pengen ngomong sesuatu nih!”
    “Mau ngomong apa sih?”
    “Eng anu, sebenernya selama ini tuh aku suka sama kamu, kamu mau gag jadi pacarku?”, tanyaku lirih
    “Maaf ndri, kemarin mantan aku ngajak aku buat balikan lagi ma dia, jadi aku gag bisa nerima cinta kamu, tapi kita masih temenan kog!. Sekali lagi maaf ya!!!”, jawabnya
(JDUAAR) bagai Malin kundang yang dikutuk ibunya menjadi batu, aku hanya bisa terdiam tanpa kata. Kemudian ia masuk ke dalam rumahnya dan meningggalkan aku sendiri dalam keheningan malam ini. Andai saja saat ini para “ Teletubies” ada disini, aku ingin sekali mengajak mereka untuk berpelukan. Dengan perasaan yang hampa aku putuskan untuk pulang kerumah.  Di sepanjang jalan aku hanya bisa nyanyikan lagunya Peterpan yang judulnya: Ku katakan dengan indah.
      “Kau hancurkan hatiku, hancurkan lagi, ku hancurkan kutilku tuk  melihatmu..”
            Walaupun suaraku fals and njijiki , gini-gini aku pernah juara American Idol lho!!!. Waktu aku lagi manggung dan menyanyikan lagunya Didi Kempot yang judulnya “ Race Station”, Para Penonton panik dan berteriak kesana- kemari.”Aaaarrrrgghhhhh!!!!, apakah ini akhir dari dunia ini!!, marilah kita bertobat saudara-saudaraku!!”. Akhirnya Para juri dan penonton disana tewas dengan kuping yang bersimpah darah.  Sungguh ironis sekali, nasi telah menjadi dubur, “eh, salah maksudnya bubur”.
            Setelah kejadian malam itu aku pun tak berani lagi untuk mendekati Tyas. Semua tawa dan rasa yang ada selama ini telah jadi kenangan yang tak bisa ku lupakan.  Sesaat aku pernah berpikir untuk bunuh diri saja. Aku berpikir gimana caranya agar kematianku terlihat keren. Kalo minum obat nyamuk ntar ibuku pasti marah gara-gara nghabis-habisin obat nyamuk, katanya sekarang harga obat nyamuk lagi naik. Terpaksa aku urungkan pakai cara itu. Ku coba untuk berpikir lebih keras lagi, setelah lama berpikir akhirnya aku menemukan cara mati yang keren yaitu ketabrak mobil mercy atau kalo nggak ya tertabrak misile nuklir milik korea utara. Pasti dalam berita akan disebutkan seperti ini: “ Seorang pemuda tewas tertabrak sebuah Mercy di sebuah perumahan yang elit di kota X!!!”, lalu si presenter pasti akan bilang begini:” Wow, sungguh mulia sekali perbuatan pemuda ini, ia pasti akan mendapat Pahala yang sangat banyak karena sudah meringan kan beban ekonomi keluarganya!!!” .Tapi kayaknya yang paling keren adalah ketabrak misile Nuklir deh!. Karena si presenter pasti akan bilang begini,” Pemirsa, seorang pemuda yang ganteng dan keren tewas karena tertabrak sebuah misile nyasar yang ditembakkan oleh korea utara dan menyebabkan pecahnya perang dunia ke-lima!!!!”.
             Pada akhirnya kubatalkan niatku untuk bunuh diri, karena kata Syekh Puji bunuh diri itu adalah dosa dan dilarang oleh agama. Tak terasa telah tiga bulan berlalu sjak kejadian itu. Kehidupanku berjalan seperti biasanya, semuanya tak ada yang berubah kecuali si Tyas yang semakin menjauhi diriku yang hina dina ini. Semakin kucoba  untuk melupakannya, pasti bayang-bayangnya selalu datang dalam mimpiku. Nilai-nilai pelajaranku jadi jelek( dah dari dulu kali), pakaian jadi kusut, hidup jadi semrawut, dan muka ku jadi tambah mawut. Berbagai cara telah kucoba untuk melupakan nya, tapi tak satu pun yang berhasil.
            Padahal aku sudah berkonsultasi ke dokter hewan tapi katanya aku nggak sakit, terus di psikiater aku malah dianjurkan untuk pergi ke RSJ terdekat. Lalu di tempatnya mak Erot malah ditanyain mau yang ukurannya berapa?, di tambah lagi di tempatnya dukun beranak aku malah disuruh buat pasang susuk bendera.
Duniaku pun jadi semakin hampa. Dari semua rasa sakit yang pernah kualami, hanya rasa sakit inilah yang terasa paling menyakitkan. Hati ini tersasa sakit bagai tertusuk sebuah keris yang telah dilumuri oleh racun yang bernama cinta, membuatku tak berkutik dibuatnya. Akhirnya malam harinya kuberanikan diri untuk mengirim SMS ke Tyas. Dalam hati aku meneriakkan kata-kata yang selalu diucapkan oleh Spongebob, aku siap, aku siap!!!. Isinya  seperti ini,
                  ” Sebelum rasa yang ada dalam hatiku ini menghilang,
                     Aku ingin mengatakan bahwa selama ini aku suka
                     Sama kamu.
                     Terserah mau percaya atau nggak,
                     Yang jelas perasaan ini tak kan berubah sampai kapan pun. 
                     Thanks, karena kamu udah mau mampir di hatiku
                      Good bye forever and ever!!!!”.
            Sejak saat itu aku tak pernah lagi berbicara maupun bertemu lagi sama Tyas. Ia adalah masa lalu yang telah ku kubur jauh dari ingatanku. Dalam kepedihan itu, aku mencoba untuk mencari cewek lain yang mungkin bisa mengobati hati yang terluka ini. Tapi tak ada satu pun cewek yang bener-bener bisa membuat aku jatuh cinta. “Ternyata susah ya mencari cewek yang bisa benar-benar menerima kita apa adanya di jaman globalisasi ini”, bisik ku dalam hati. Kebanyakan cewek jaman sekarang tuh hanya mementingkan penampilan dan gengsinya aja. Mana ada cewek yang mau sama cowok miskin dengan muka pas-pasan kayak aku. Apalagi aku termasuk cowok yang susah jatuh cinta, jadi sebanyak apa pun cewek cantik yang menggoda , aku tak kan mudah tergoda oleh mereka.
Seminggu telah berlalu dan aku masih dalam pencarianku. Tak terasa aku mulai menemukan cewek yang aku cari selama ini. Ia adalah Ratih, teman sekelasku juga. Entah kapan rasa itu mulai menghapiriku, padahal awalnya kami hanya berteman biasa, tapi lama-lama pertemanan kami jadi semakin akrab saja. Walau pun terkadang kami sering saling mengejek dan bertengkar, tapi itu tak membuat persahabatan kami menjadi renggang. Walaupun begitu aku suka sama dia karena dia adalah cewek Yang sopan, ramah pada semua orang, pintar, rajin ibadah, Sederhana dan nggak neko-neko.  
Tetapi semua itu telah berubah. Entah kenapa semakin hari Ratih semakin menjauhiku, aku juga tak tak tau apa yang terjadi. Setiap kali aku menanyakan apa masalahnya, ia pasti hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaanku. Persahabatan yang telah lama terjalin ini lama-lama menjadi pudar. Dia jadi jarang mengobrol denganku dan berjuta SMS yang ku kirim padanya tak ada satu pun yang dibalas. Akhirnya aku tahu apa yang menyebabkan dia begitu, ternyata dia sudah punya pacar. Mengetahui hal tersebut hatiku mejadi hancur berkeping-keping seperti cermin yang dijatuhkan dari lantai 40. Pikiranku menjadi gelap gulita. Dalam hati aku berteriak ,” Apa yang akan kau lakukan jika kau berada pada posisiku ini, wahai Ryan sang penjagal dari jombang!!!!”. “Apakah aku harus memutilasi dia dan membuang mayatnya ke laut agar menjadi makanan ikan sepat, mbethol, dan uceng di lautan!!!!”. Aku berlari sejauh mungkin, dan berharap bisa menjauh dari semua rasa yang serasa akan meledak ini. Tapi itu tidak akan mengubah apapun, karena perasaan ini sudah mati. Pada akhirnya aku pun tersadar karena tersandung polisi tidur yang ada di dekat rumah ku, dan hanya bisa terkapar bagaikan se-onggok sampah yang tak berarti dunia ini.
Kehidupan di sekolah pun menjadi terasa seperti neraka tingkat 18. Sehari di sekolah serasa 1000 tahun. Apalagi jika harus ketemu sama mereka, hanya membuat ku “illfill” dan pengen muntah saja. Melihat wajah sombong mereka dan tatapan mata mereka yang seolah merendahkan diriku membuatku semakin muak. Tapi mau gimana lagi, kebencian hanya akan menghasilkan kebencian yang lainnya. Aku tak mau menjadi orang yang pendendam seperti itu. Sebenarnya aku tidak marah karena ditolak maupun kalah dalam bersaing, tapi aku marah karena mereka mumbuangku dari persahabatan ini.
Di buang oleh teman, di khianati, di benci, di abaikan, di lupakan,di jauhi oleh cinta, sudah merupakan kehidupanku selama ini. Bagaimana rasanya dibuang oleh teman dan benci oleh orang yang kita suka, aku sudah pernah merasakannya. Walaupun begitu aku tidak ingin menjadi manusia seprti mereka. Bagiku orang yang membuang temannya sendiri tidak lebih dari sampah dunia. Pada akhirnya kisah ku ini hanya akan berakhir dengan boring ending.
Mungkin ini sudah menjadi takdir yang telah di gariskan oleh Tuhan. Takdir yang membuat tidak ada cinta yang mau mendekatiku. Sejak saat itu aku jadi tidak bisa mempercayai hal yang bernama cinta.  Aku tak mau lagi kehilangan sahabat hanya karena cinta. Sebisa mungkin kucoba membunuh rasa itu setiap kali rasa itu datang. Meskipun begitu jika suatu saat nanti ada cinta yang mau mendatangiku, mungkin saja hatiku yang sudah tertutup ini akan terbuka kembali. Jika mengingat kembali hal-hal tentang cinta, dalam dalam hati aku hanya bisa berkata,” Love was like a Nightmare”.

THE END

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More