Hehehe... ane masih newbie nih dalam nulis cerpen..
Love Like A Nightmare
Matahari pagi mulai
menyinari dunia yang fana ini. (Kruyukkruyukk) bunyi perut membangunkanku dari
mimpiku. Dengan masih terkantuk-kantuk kupaksakan diri untuk melihat jam. “Oh
My God!!”, jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Tanpa banyak berpikir lagi , aku
segera menuju ke kamar mandi. Dan dengan kecepatan 70 km/detik aku berlari
untuk berangkat ke sekolah.
Perkenalkan namaku Andri, cowok paling
ganteng se-kompleks. Aku hanyalah remaja biasa yang menjalani kehidupan sama
seperti makhluk Tuhan yang lainnya. Ahli dalam bidang Matematika (tapi bo’ong)
dan selalu gagal dalam hal mencari cinta. Mungkin mereka jijik akan
kegantenganku hehehe…. Jadi sampai saat ini aku sudah 99 kali ditolak, 30 kali
tidak diterima, dan 10 kali cintaku tak dibalas.
Untung saja aku tidak terlambat masuk
kelas. Tiba-tiba bumi gonjang-ganjing, langit kerlap-kerlip, dan gathotkaca
buka bengkel di awang-awang. Lalu dari pintu muncullah sesosok makhluk cantik
yang bernama Tyas, teman sekelasku dengan gaya ala film-film telenovela. Angin
bertiup sepoi-sepoi, rambutnya terurai kesana-kemari, dan “Sarimin pulang dari
pasar”. ( lho? Gag da hubungannya kali). Suasana begitu hening saat pelajaran
telah dimulai.
“ Tembak aja tuh si tyas, ndri!!!”, bisik
Doni teman sebangku ku.
“Malez ah, dia kan dah punya
cowok!!!!”, jawabku.
“tapi kata Dinda yang jadi soulmatenya
, dia tuh baru putus ma cowoknya”,sahut Randi dari belakangku.
Maklum sih, aku memang dekat sama Tyas.
Bisa dibilang kayak lalat dengan lem lalat yang tak kan terpisahkan oleh
apapun.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Tau-tau jam sudah menunjukkan
pukul 09.00 pagi. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara bel yang berdering 3
kali menandakan waktu pulang.
“ Yak, anak-anak hari ini kita pulang lebih
pagi!!!”
“YEEEEEEEEEEEEEE!!!!”, semua
siswa berteriak serentak
“Mank da acara apa pak?”,
Tanya salah satu siswa
“kata guru yang lain hamster
Pak Kepala sekolah mati gara-gara terkena komplikasi sariawan dan panu yang
sudah kronis jadi bapak disuruh melayat”, kata Pak Boy guru matematika kami.
Sesampainya
dirumah, aku tiduran sambil merenung. Aku selalu berpikir bagaimana ya rasanya kalau
punya pacar. Pasti enak ya kalo ada “Someone” yang selalu memperhatikan kita.
Tapi aku jadi teringat acara kriminal yang pernah ku tonton di TV. Ceritanya begini,
Ada sepasang kekasih, si ceweknya ngotot banget agar si cowok membelikan bunga
dan coklat buat si cewek. Karena si cowok gag punya duit akhirya si cowok nekat
untuk mencuri jemuran di sebuah rumah. Eh, ternyata itu adalah rumah milik
orang tua si ceweknya sendiri. Karena ketahuan si Ayah, si cowok pun lari dan
tewas tertabrak becak yang sedang dinaiki oleh si cewek. Menurut hasil autopsi
polisi, ternyata si cowok bukan meninggal gara-gara ketabrak becak melainkan
karena penyakit epilepsinya kumat. Sungguh ironis sekali.
Tiba-tiba dalam khayalanku tersebut
muncullah sesosok dewi yang sangat cantik turun dari langit dan menghampiriku.
“ Wow, ternyata dia adalah Maria Ozawa ”. Lalu dia mendekat dan berkata, “
Kalau kau ingin punya pacar, maka ajaklah orang yang kau sukai itu pergi ke dekat
sumur lalu nyatakanlah perasaanmu”. “Jika ditolak , keluarkanlah selembar uang
100 ribuan dan buanglah kedalam sumur!, pasti dia akan bertanya “ lho kog
duitnya dibuang sih?”. Dan saat dia melihat uang yang jatuh ke sumur, doronglah
dia ke dalam sumur!, dan dendammu akhirnya terbalaskan.”Ha Ha Ha”.
Akhirnya aku terbangun dari khayalanku
dan segera manelpon Tyas untuk mengajaknya jalan-jalan malam ini. Aku sudah
bertekad untuk menyatakan perasaanku malam ini juga. Malamnya pukul 19.00
menjemputnya dan mengajaknya untuk pergi ke pasar malam. Setelah asyik
jalan-jalan di pasar malam kami pun pulang.
Sesampainya
di depan rumahnya kuberanikan diri untuk menyatakan perasaan ini. Jantungku
berdebar-debar dan keringat keluar bercucuran.
“Ehm yas, aku pengen ngomong sesuatu nih!”
“Mau ngomong apa sih?”
“Eng anu, sebenernya selama ini tuh aku
suka sama kamu, kamu mau gag jadi pacarku?”, tanyaku lirih
“Maaf ndri, kemarin mantan aku ngajak aku buat
balikan lagi ma dia, jadi aku gag bisa nerima cinta kamu, tapi kita masih
temenan kog!. Sekali lagi maaf ya!!!”, jawabnya
(JDUAAR) bagai Malin
kundang yang dikutuk ibunya menjadi batu, aku hanya bisa terdiam tanpa kata.
Kemudian ia masuk ke dalam rumahnya dan meningggalkan aku sendiri dalam
keheningan malam ini. Andai saja saat ini para “ Teletubies” ada disini, aku
ingin sekali mengajak mereka untuk berpelukan. Dengan perasaan yang hampa aku
putuskan untuk pulang kerumah. Di
sepanjang jalan aku hanya bisa nyanyikan lagunya Peterpan yang judulnya: Ku katakan
dengan indah.
“Kau hancurkan hatiku, hancurkan lagi, ku
hancurkan kutilku tuk melihatmu..”
Walaupun suaraku fals and njijiki ,
gini-gini aku pernah juara American Idol lho!!!. Waktu aku lagi manggung
dan menyanyikan lagunya Didi Kempot yang judulnya “ Race Station”, Para
Penonton panik dan berteriak kesana- kemari.”Aaaarrrrgghhhhh!!!!, apakah ini
akhir dari dunia ini!!, marilah kita bertobat saudara-saudaraku!!”. Akhirnya
Para juri dan penonton disana tewas dengan kuping yang bersimpah darah. Sungguh ironis sekali, nasi telah menjadi dubur,
“eh, salah maksudnya bubur”.
Setelah kejadian malam itu aku pun tak
berani lagi untuk mendekati Tyas. Semua tawa dan rasa yang ada selama ini telah
jadi kenangan yang tak bisa ku lupakan. Sesaat
aku pernah berpikir untuk bunuh diri saja. Aku berpikir gimana caranya agar
kematianku terlihat keren. Kalo minum obat nyamuk ntar ibuku pasti marah
gara-gara nghabis-habisin obat nyamuk, katanya sekarang harga obat nyamuk lagi
naik. Terpaksa aku urungkan pakai cara itu. Ku coba untuk berpikir lebih keras
lagi, setelah lama berpikir akhirnya aku menemukan cara mati yang keren yaitu
ketabrak mobil mercy atau kalo nggak ya tertabrak misile nuklir milik korea
utara. Pasti dalam berita akan disebutkan seperti ini: “ Seorang pemuda tewas
tertabrak sebuah Mercy di sebuah perumahan yang elit di kota X!!!”, lalu si
presenter pasti akan bilang begini:” Wow, sungguh mulia sekali perbuatan
pemuda ini, ia pasti akan mendapat Pahala yang sangat banyak karena
sudah meringan kan beban ekonomi keluarganya!!!” .Tapi kayaknya yang paling
keren adalah ketabrak misile Nuklir deh!. Karena si presenter pasti akan
bilang begini,” Pemirsa, seorang pemuda yang ganteng dan keren tewas karena
tertabrak sebuah misile nyasar yang ditembakkan oleh korea utara dan menyebabkan
pecahnya perang dunia ke-lima!!!!”.
Pada akhirnya kubatalkan niatku untuk bunuh
diri, karena kata Syekh Puji bunuh diri itu adalah dosa dan dilarang oleh agama.
Tak terasa telah tiga bulan berlalu sjak kejadian itu. Kehidupanku berjalan
seperti biasanya, semuanya tak ada yang berubah kecuali si Tyas yang semakin
menjauhi diriku yang hina dina ini. Semakin kucoba untuk melupakannya, pasti bayang-bayangnya selalu
datang dalam mimpiku. Nilai-nilai pelajaranku jadi jelek( dah dari dulu kali),
pakaian jadi kusut, hidup jadi semrawut, dan muka ku jadi tambah mawut.
Berbagai cara telah kucoba untuk melupakan nya, tapi tak satu pun yang
berhasil.
Padahal
aku sudah berkonsultasi ke dokter hewan tapi katanya aku nggak sakit, terus di
psikiater aku malah dianjurkan untuk pergi ke RSJ terdekat. Lalu di tempatnya
mak Erot malah ditanyain mau yang ukurannya berapa?, di tambah lagi di
tempatnya dukun beranak aku malah disuruh buat pasang susuk bendera.
Duniaku
pun jadi semakin hampa. Dari semua rasa sakit yang pernah kualami, hanya rasa
sakit inilah yang terasa paling menyakitkan. Hati ini tersasa sakit bagai
tertusuk sebuah keris yang telah dilumuri oleh racun yang bernama cinta,
membuatku tak berkutik dibuatnya. Akhirnya malam harinya kuberanikan diri untuk
mengirim SMS ke Tyas. Dalam hati aku meneriakkan kata-kata yang selalu
diucapkan oleh Spongebob, aku siap, aku siap!!!. Isinya seperti ini,
” Sebelum rasa yang ada dalam hatiku
ini menghilang,
Aku ingin mengatakan bahwa
selama ini aku suka
Sama kamu.
Terserah mau percaya atau
nggak,
Yang jelas perasaan ini
tak kan berubah sampai kapan pun.
Thanks, karena kamu udah
mau mampir di hatiku
Good bye forever and
ever!!!!”.
Sejak
saat itu aku tak pernah lagi berbicara maupun bertemu lagi sama Tyas. Ia adalah
masa lalu yang telah ku kubur jauh dari ingatanku. Dalam kepedihan itu, aku
mencoba untuk mencari cewek lain yang mungkin bisa mengobati hati yang terluka
ini. Tapi tak ada satu pun cewek yang bener-bener bisa membuat aku jatuh cinta.
“Ternyata susah ya mencari cewek yang bisa benar-benar menerima kita apa adanya
di jaman globalisasi ini”, bisik ku dalam hati. Kebanyakan cewek jaman sekarang
tuh hanya mementingkan penampilan dan gengsinya aja. Mana ada cewek yang mau
sama cowok miskin dengan muka pas-pasan kayak aku. Apalagi aku termasuk cowok
yang susah jatuh cinta, jadi sebanyak apa pun cewek cantik yang menggoda , aku
tak kan mudah tergoda oleh mereka.
Seminggu
telah berlalu dan aku masih dalam pencarianku. Tak terasa aku mulai menemukan cewek
yang aku cari selama ini. Ia adalah Ratih, teman sekelasku juga. Entah kapan
rasa itu mulai menghapiriku, padahal awalnya kami hanya berteman biasa, tapi
lama-lama pertemanan kami jadi semakin akrab saja. Walau pun terkadang kami
sering saling mengejek dan bertengkar, tapi itu tak membuat persahabatan kami menjadi
renggang. Walaupun begitu aku suka sama dia karena dia adalah cewek Yang sopan,
ramah pada semua orang, pintar, rajin ibadah, Sederhana dan nggak neko-neko.
Tetapi
semua itu telah berubah. Entah kenapa semakin hari Ratih semakin menjauhiku,
aku juga tak tak tau apa yang terjadi. Setiap kali aku menanyakan apa
masalahnya, ia pasti hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaanku. Persahabatan
yang telah lama terjalin ini lama-lama menjadi pudar. Dia jadi jarang mengobrol
denganku dan berjuta SMS yang ku kirim padanya tak ada satu pun yang dibalas.
Akhirnya aku tahu apa yang menyebabkan dia begitu, ternyata dia sudah punya
pacar. Mengetahui hal tersebut hatiku mejadi hancur berkeping-keping seperti
cermin yang dijatuhkan dari lantai 40. Pikiranku menjadi gelap gulita. Dalam
hati aku berteriak ,” Apa yang akan kau lakukan jika kau berada pada posisiku
ini, wahai Ryan sang penjagal dari jombang!!!!”. “Apakah aku harus memutilasi
dia dan membuang mayatnya ke laut agar menjadi makanan ikan sepat, mbethol, dan
uceng di lautan!!!!”. Aku berlari sejauh mungkin, dan berharap bisa menjauh dari
semua rasa yang serasa akan meledak ini. Tapi itu tidak akan mengubah apapun,
karena perasaan ini sudah mati. Pada akhirnya aku pun tersadar karena
tersandung polisi tidur yang ada di dekat rumah ku, dan hanya bisa terkapar
bagaikan se-onggok sampah yang tak berarti dunia ini.
Kehidupan
di sekolah pun menjadi terasa seperti neraka tingkat 18. Sehari di sekolah
serasa 1000 tahun. Apalagi jika harus ketemu sama mereka, hanya membuat ku
“illfill” dan pengen muntah saja. Melihat wajah sombong mereka dan tatapan mata
mereka yang seolah merendahkan diriku membuatku semakin muak. Tapi mau gimana
lagi, kebencian hanya akan menghasilkan kebencian yang lainnya. Aku tak mau
menjadi orang yang pendendam seperti itu. Sebenarnya aku tidak marah karena
ditolak maupun kalah dalam bersaing, tapi aku marah karena mereka mumbuangku
dari persahabatan ini.
Di
buang oleh teman, di khianati, di benci, di abaikan, di lupakan,di jauhi oleh
cinta, sudah merupakan kehidupanku selama ini. Bagaimana rasanya dibuang oleh
teman dan benci oleh orang yang kita suka, aku sudah pernah merasakannya.
Walaupun begitu aku tidak ingin menjadi manusia seprti mereka. Bagiku orang
yang membuang temannya sendiri tidak lebih dari sampah dunia. Pada akhirnya
kisah ku ini hanya akan berakhir dengan boring ending.
Mungkin
ini sudah menjadi takdir yang telah di gariskan oleh Tuhan. Takdir yang membuat
tidak ada cinta yang mau mendekatiku. Sejak saat itu aku jadi tidak bisa
mempercayai hal yang bernama cinta. Aku
tak mau lagi kehilangan sahabat hanya karena cinta. Sebisa mungkin kucoba
membunuh rasa itu setiap kali rasa itu datang. Meskipun begitu jika suatu saat
nanti ada cinta yang mau mendatangiku, mungkin saja hatiku yang sudah tertutup
ini akan terbuka kembali. Jika mengingat kembali hal-hal tentang cinta, dalam
dalam hati aku hanya bisa berkata,” Love was like a Nightmare”.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar